Sponsor
Senin, 16 Januari 2012
Karawo atau Karawang, Sulaman Gorontalo
Bukan karena iseng, lembaran kain utuh dipotong serta dicabuti sebagian serat-seratnya. Tapi, ini adalah bagian dari mengerawang alias membuat sulaman khas Gorontalo. Kain yang akan dikerawang diukur dulu posisi motifnya lalu dipotong dan dicabuti serat kainnya. Setelah itu barulah dianyam mengiikut pola.
Di tangan para pengrajin, proses yang rumit dan sulit ini terlihat mudah, tentu hasil ketekunan puluhan tahun mengerawang. Mencabut sehelai benang dengan mencongkelnya perlahan perlu ketekunan serta kesabaran. Salah sedikit saja, kain bisa gagal digunakan. "Kalau bahannya sulit, satu minggu baru selesai," kata Bunari Agus, pengrajin, baru-baru ini.
Ternyata, nasib para pelestari sulaman khas Gorontalo ini sempat tak tentu arah. "Penghasilan mereka itu terlalu minim, Rp 5.000 untuk memotong, ngerawang bisa Rp 25 ribu satu baju," ucap Dewi Usman, tim penggerak PKK Kabupaten Gorontalo.
Kini, penghasilan para pengrajin kain karawang bisa meningkat empat kali lipat setelah dibimbing tim penggerak PKK melalui bantuan modal dan penyediaan bahan yang berkualitas. Melalui tangan-tangan terampil mereka, para ibu rumah tangga ini bisa membantu perekonomian keluarga, sekaligus melestarikan tradisi turun temurun Gorontalo, kerajinan karawo.(BOG)
Sumber: Liputan6.com